Sejarah

Sejarah

Asal Mula Pertumbuhan Kosgoro

Kosgoro dilahirkan pada tanggal 10 November 1957 sebagai sebuah koperasi, yaitu ‘ Koperasi Simpan Pinjam Gotong-Royong, yaitu kemudian berkembang menjadi ‘Koperasi  Serba Usaha Gotong-Royong’, dan merupakan kelanjutan dari usaha kolektif para pemuda pejuang yang aktif dalam Perang Kemerdekaan 1945-1950. Proses pertumbuhan dari bawah berjalan demikian rupa, sehingga perjuangan Kosgoro mencapai suatu tingkatan yang perlu  dikonsolidasikan secara nasional. Dalam MUBES Kosgoro II tahun 1966 di Semarang disahkan lahirnya organisasi Korgoro, tepatnya tanggal 11 Maret 1966. Organisasi ini bernama juga Kosgoro, suatu singkatan dari ‘Kesatuan Organisasi Serba Guna  Gotong-Royong’.

Organisasi Kosgoro dewasa ini mewadahi 10 gerakan dari 7 lembaga. Kesepuluh gerakan itu adalah; Warga  tani; Perkabri (Persatuan Karyawan dan Buruh Indonesia); Nelayan Kosgoro; Pemuda Kosgoro; Ikatan Sarjana Kosgoro; Gema Kosgoro (Gerakan Mahasiswa Kosgoro); Gensi ( Gerakan Siswa Kosgoro); Wanita Kosgoro; Persatuan Bahariawan Kosgoro (Perbari); Ikatan Perwira Pelayaran Nasional Indonesia (IPPNI). Ketujuh lembaga itu adalah: Lembaga Pendidikan Agama dan Spiritual; Lembaga Pembinaan Massa; Lembaga Pembangunan;  Lembaga Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan; Lembaga Sosial dan Kesehatan Lembaga Kebudayaan dan Kesenian; Lembaga Penerbitan dan Pers.

Tri Dharma Kosgoro

Kosgoro sebagai  organisasi kemasyarakatan tidak menganut ideologi lain kecuai ideologi Pancasila, dan tidak mempunyai tujuan lain kecuali masyarakat  adil dan makmur. Dalam misi pengabdiannya, yang dipandang penting adalah pelaksanaan Pancasila, adalah amal serta karya Korgoro bagi masyarakat , bagi rakyat dan tanah air. Dalam mengamalkan Pancasila dalam praktek kehidupan, Kosgoro dijiwai oleh Tri Dharma Kosgoro, yaitu:  Pengabdian;  Kerakyatan;  Solidaritas.  Tri Dharma Kosgoro bukanlah suatu kumpulan doktrin yang berbelit-belit atau yang muluk-muluk, tetapi merupakan pengertian yang gamblang dan sederhana.  Tri Dharma Kosgoro mencerminkan jiwa gotong-royong yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia dan mencerminkan pula hasrat untuk mengembangkan jiwa Gotong Royong ini lebih lanjut di medan pengapdiaannya pada rakyat dan tanah air.

Independensi Kelembagaan

Kosgoro sebagai Organisasi Sosial Kemasyarakatan yang mandiri, tidak berafiliasi serta tidak mempunyai ikatan politis dan tidak mempunyai hubungan aspiratif secara kelembagaan dengan partai politik/kekuatan sosial politik maupun juga baik yang telah berdiri selama masa Orde Baru maupun yang akan berdiri pada era reformasi dan era-era selanjutnya ke depan.

Kosgoro yang berasaskan Pancasila, dengan memiliki krenteg (motivasi perjuangan) sebagai modal dasar serta berpegang teguh pada doktrin Tri Dharma Kosgoro (Pengabdian, Kerakyatan, Solidaritas), maka sesuai dengan jiwa dan semangat pedoman perjuangan, Kosgoro berteman baik secara kritis dengan semua kekuatan sosial politik, organisasi kemasyarakatan, organisasi fungsional dan organisasi profesi yang berada di tengah masyarakat sepanjang mempunyai persamaan landasan dan garis perjuangan, yang senantiasa membela dan memperjuangkan kepentingan rakyat, serta menempatkan kepentingan rakyat di atas segala kepentingan.


Independensi Keanggotaan

Anggota/Kader Kosgoro pada era reformasi ini, bebas menggunakan hak politiknya, baik untuk menyalurkan aspirasi politiknya maupun juga, maupun ikut serta mendirikan Partai Politik, dengan ketentuan bahwa Partai Politik tersebut sah menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta mempunyai persamaan asas dan landasan perjuangan Kosgoro.

Anggota/Kader Kosgoro yang secara perorangan telah menjadi anggota suatu partai politik yang sah,wajib menjaga nama baik Kosgoro dengan tidak berpegang teguh pada Tri Dharma Kosgoro, pedoman perjuangan, serta AD/ART Kosgoro.

Anggota/Kader Kosgoro yang telah menjadi anggota partai politik yang berlainan, dengan menjalankan misi/tugas partainya masing-masing wajib memelihara hubungan baik sesama anggota/kader Kosgoro dan saling menghargai perbedaan pendapat sebagai ciri demokrasi serta tidak saling mencela.


Riwayat berdirinya SMA Kosgoro

Berdirinya SMA  Kosgoro Kota Bogor diawali dengan berdirinya sebuah yayasan yang disebut Yayasan Dharma Setia KOSGORO (YDSK). YDSK terbentuk sebagai produk dari  pelaksanaan program Pimpinan Daerah Kolektif (PDK) KOSGORO Kota Bogor periode 1986-1991, saat itu dipimpin Ir. D. Aditya Sumanagara selaku Ketua PDK KOSGORO Kota Bogor, dengan maksud mengimplementasikan Tri Dharma Kosgoro sebagai landasan juang para kader KOSGORO yaitu Pengabdian, Kerakyatan dan Solidaritas. Untuk mewujudkan program di bidang pendidikan ini, PDK Kosgoro Kota Bogor sangat serius, karena selain program ini mempunyai makna strategis dalam memajukan bangsa, makna lain adalah akan memberikan dampak khusus terhadap eksistensi organisasi Kosgoro,  yaitu :

  1. Menjaga kesinambungan Organisasi Kosgoro termasuk dampak popularitas nama Kosgoro di tengah-tengah masyarakat;
  2. Sebagai wahana sumber rekruitmen kader Organisasi,
  3. Menjadi barometer kemajuan organisasi sekaligus sebagai pusat aktivitas organisasi,
  4. Sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan dalam pengembangan organisasi.

Awal mula kelahiran Yayasan ini, secara historis tidak terlepas dari pertemuan pengurus Pimpinan Kolektif KOSGORO Kecamatan Bogor Selatan yang berkeinginan mendirikan sebuah lembaga Pendidikan setingkat SLTP pada saat itu. Pertemuan dilaksanakan di rumah Sdr. Iwan Gunawan selaku Ketua PK KOSGORO Bogor Selatan. Hadir dari unsur PDK KOSGORO Kota Bogor  antara lain  Ir. D. Aditya Sumanagara, Ir. Abdul Kohar Irwanto, Rumaedi Madasim, Ny. T. Ashadi, sementara dari Pengurus PK KOSGORO Bogor Selatan antara lain Sdr. Iwan Ruswandi selaku Sekretaris PK KOSGORO sekaligus penggagas pendirian Lembaga Pendidikan di Kecamatan Bogor Selatan, Sdr. Rahmat Kurnia, Sdr. Drs. Rahmat, dll. Hasil pertemuan tersebut disepakati bahwa Program Pendirian Lembaga Pendidikan di angkat ke tingkat PDK KOSGORO Kota Bogor. Hal ini didasari pertimbangan bahwa selain karena PDK KOSGORO telah memprogramkan pendirian Sekolah, juga program ini agar lebih cepat terrealisasi dengan baik.

Berawal dari sinilah, kemudian PDK KOSGORO Kota Bogor periode 1986-1991 mengadakan berbagai pertemuan guna merealisasikan Program pendirian Sekolah tersebut. Tercatat  lima kali pertemuan.

Dari rangkaian pertemuan tersebut diatas akhirnya diputuskan :

Pertama : Pemberian nama Yayasan yaitu DHARMA SETIA KOSGORO, nama tersebut   diambil  dari  kalimat landasan juang KOSGORO yaitu TRI  DHARMA KOSGORO. Adapun maknanya adalah “KESETIAAN KOSGORO UNTUK MENGABDI”

Kedua : Pemberian tugas kepada 11 (sebelas) orang Pengurus KOSGORO, untuk :Melaksanakan tugas sehari-hari PDK KOSGOR Kota Bogor dalam rangka pembinaan lembaga pendidikan yang telah dan akan dibentuk Kosgoro Kota Bogor,

Mengambil langkah-langkah pelaksanaan pengelolaan Yayasan secara terarah, terencana dan terpadu.

Kesebelas nama yang diberi tugas tersebut adalah :  Ir. D. Aditya Sumanagara;  Ir. Abd. Kohar Irwanto, M.Sc; Ir. Mohammad Singgih;  Drh. Widiyanto Dwi Surya;   Drs. Erinanto Soemono; Drh. Jhoni Allen Marbun; Rumaedi Madasim, BA.;  Ny. Titik Ashadi Soebagio; Dra. Betti Haryati; Ny. Hediati Soembagijo;   Iwan Ruswandi. Keseluruh nama tersebut di kukuhkan melalui Surat Keputusan PDK KOSGORO Kota Bogor nomor 095/Kosgoro/Sk/A.I/7/87, tanggal 5 Juli 1987. Kini tinggal 9 orang dari 11 orang Dewan Pembinan selaku pendiri Yayasan, Dra. Betti Haryati berpulang ke Rahmatullah sedangkan Rumaedi Madasim, BA. tidak pernah aktif sejak didirikan Yayasan ini.

Dalam berbagai pertemuan tersebut di atas, berkembang dalam pembahasan tentang konsekuensi politis pencantuman nama KOSGORO baik di belakang nama Yayasan maupun nama Sekolah. Hal ini dimaksudkan agar  kelak apabila terjadi perubahan politik  maka Yayasan dan Sekolah tidak terkena dampak tersebut. Jika hal ini terjadi, maka sebagai solusi disepakati akan dibentuk Yayasan baru dan seluruh asset dialihkan pada Badan Hukum  tersebut. Selanjutnya setelah nama dan kepengurusan Yayasan ditetapkan, maka sejak saat itu seluruh aktivitas persiapan pendirian Yayasan dan rencana pendirian sekolah ditangani langsung oleh Badan Pengurus Yayasan Dharma Setia KOSGORO.

Pada saat penerimaan siswa baru tahun pelajaran 1988/1989, SMA KOSGORO mampu menerima siswa sebanyak 5 (lima) kelas atau sebanyak 225 siswa melampaui batas target yang direncanakan sebanyak 4 (empat) kelas. Kapasitas ruang belajar yang tersedia pada saat itu hanya 4 (empat) kelas. Sebagai konsekuensinya dibangunlah ruang kelas tambahan yang dibuat dari dinding tripleks. Ini semua karena adanya desakan dari orang tua siswa .

Pada awal pendirian SMA KOSGORO Kota Bogor sampai dengan tahun 1992 (selama lebih kurang 3 tahun) secara akademis dibawah binaan SMA Negeri 1 Bogor, sehingga untuk Ujian tahap Akhir bagi siswa kelas 3 dilaksanakan  menginduk pada  Sekolah tersebut, tercatat 1 (satu) kali ujian menginduk pada SMA Negeri 1 Bogor yaitu pada tahun 1992.

Selain itu salah seorang Guru SMA Negeri 1 Bogor, atas persetujuan dari  Drs. Ngatidjo selaku Kepala Sekolah saat itu, mengijikan Drs. Rahmat untuk memimpin SMA KOSGORO Kota Bogor.